Turunnya Harga Daging Ayam Untungkan Pedagang Kuliner di Lamsel

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Menurunnya harga daging ayam membuat sejumlah pemilik usaha kuliner di Lampung Selatan, merasa diuntungkan.

Rohayati, salah satu pemilik warung makan di Jalan Lintas Timur, Desa/Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, menyebut penurunan harga ayam pedaging terjadi sejak pertengahan Maret lalu, karena berkurangnya permintaan konsumen.

Ia menyebut, persisnya harga daging ayam anjlok usai adanya larangan mengadakan resepsi pernikahan. Sejumlah pedagang ayam di pasar tradisional Bakauheni, memilih menjual harga ayam lebih murah dibanding kondisi normal.

Tukimin, peternak ayam di Desa Karangsari, Kecamatan, Ketapang Lampung Selatan, Sabtu (11/4/2020). -Foto: Henk Widi

Sebelumnya, harga ayam pedaging yang dijual utuh per ekor mencapai Rp45.000 hingga Rp50.000. Pada awal Maret, harga satu ekor ayam pedaging dengan bobot 2,5 kilogram, bahkan sempat mencapai Rp60.000.

Kini, harga per ekor ayam ukuran sama dijual Rp35.000. Saat itu, ia menyebut sejumlah warga masih melangsungkan kegiatan resepsi dengan menu daging ayam menjadi pilihan.

“Saat ini, harga ayam pedaging mulai menurun dan menguntungkan bagi pemilik usaha kuliner, karena modal yang dikeluarkan untuk bahan baku bisa diminimalisir dan ukuran ayam yang sudah dipotong bisa lebih besar,” terang Rohayati, saat ditemui Cendana News, Sabtu (11/4/2020).

Pada kondisi harga ayam pedaging mahal Rohayati menyebut satu ekor ayam dipotong menjadi sepuluh bagian. Sejak harga ayam pedaging murah, ia menjadikan delapan bagian atau ukuran lebih besar. Meski ukuran besar pada daging ayam yang dibakar,digoreng dan dijadikan opor, harga tetap sama. Berkonsep SERBU (Serba Sepuluh Ribu), satu bungkus berisi lauk ayam dijual Rp10.000.

Lihat juga...