Rumah Budaya, Upaya Mengembalikan Jati Diri Kota Bekasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Budaya akan terlihat pada karakter seseorang, suatu pribadi maupun komunitas berupa cara bersikap, berperilaku, melakukan sebuah ritual, adat istiadat,  diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Kota Bekasi, Jawa Barat, terus bersolek dengan deru kemajuan dan modernisasi. Tak heran kini, kulturnya  mulai tertukar oleh fly over, dan kemegahan gedung, mall serta lainnya. Ketika ingin mengetahui apa yang menjadi ciri khas atau ikon masyarakat Bekasi tentunya kian sulit.

“Dulu Bekasi pernah dikenal karena Patung Lele di sekitar Bulan-bulan yang kemudian dihancurkan karena tak sesuai dengan nilai dan kultur masyarakat Bekasi,” ungkap Budayawan Bekasi, Aki Maja, kepada Cendana News, Minggu (26/4/2020).

Aki Maja, budayawan Bekasi, memaparkan pentingnya rumah budaya sebagai upaya mengembalikan jati diri Kota Bekasi, Minggu (26/4/2020) – Foto: Muhammad Amin

Dikatakan saat ini, masyarakat Bekasi dapat dikenali dengan bangunan megah seperti Summarecon, Galaxy City, Grand Mall atau Stadion Patriot. Tentu sama di kota lainnya pun demikian, memiliki bangunan yang hampir serupa.

Namun demikian, imbuhnya, Kota Bekasi saat ini, juga memiliki ikon alternatif berupa Rumah Budaya Pedurenan yang dibangun secara pribadi, tapi difungsikan untuk umum. Terletak di belakang kantor Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

Meskipun banyak yang belum mengetahui, rumah budaya tersebut di dalamnya memuat berbagai pernik kekhasan dari masyarakat Bekasi itu sendiri, dan masih terus dikembangkan.

Rumah budaya tersebut adalah juga untuk menata kembali hal terkait kebudayaan yang tercerai-berai di Bekasi.

Lihat juga...