Permintaan Sayuran Hidroponik di Kediri, Tinggi
KEDIRI – Permintaan sayuran hidroponik di Kota Kediri, Jawa Timur, hingga saat ini masih cukup tinggi, dan tidak terimbas dari lesunya pasar efek dari pandemi virus corona.
“Untuk sayuran saat ini relatif pemasarannya bagus. Panen dilakukan rutin dan permintaan tidak turun,” kata Bendahara Komunitas Hidroponik Kota Kediri (Kohikari), Hariyanto, di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, dari petani hidroponik biasanya setelah panen langsung ada orang yang mengambilnya. Nantinya sayuran hasil panen tersebut akan dibawa ke restoran maupun pusat perbelanjaan di Kota Kediri. Selain itu, pemasaran juga dilakukan secara daring.
Petani, kata dia, merasakan panen juga relatif bagus. Bahkan, animo warga untuk bercocok tanam dengan sistem hidroponik di Kota Kediri cukup bagus. Saat ini, ada sekitar 100 orang anggota komunitas yang telah bergabung.
Kendati mereka mayoritas masih baru bergabung, hasil tanam juga cukup bagus. Beberapa tanaman yang ditanam adalah sejenis sawi, antara lain sawi samhong atau sering disebut juga sawi keriting, pokchoy, pagoda, kangkung, serta sawi.
Hariyanto mengakui bahwa dirinya mempunyai 200 lubang untuk media tanaman sistem hidroponik tersebut. Sayur yang ditanam juga beragam, misalnya pagoda, kangkung, dan pak choy. Namun, dirinya berniat menambah media tanam. Saat ini, dirinya menyiapkan sekitar 1.000 lubang untuk media tanam tersebut.
Ia menambahkan, panen juga bisa dilakukan sekitar satu pekan sekali. Sekali panen di media tanamnya bisa menghasilkan sekitar 40 kilogram sayuran. Usia tanaman juga beragam, misalnya pagoda sekitar 40 hari baru panen, kangkung 28 hari baru panen, dan pak choy usia 35 hari baru bisa dipanen.