Masjid sebagai Mediator Tingkatkan Kehidupan Petani Terdampak Covid-19
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Guru Besar Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Herry Suhardiyanto, menyarankan para petani yang terdampak pandemi Corona atau Covid-19, kehidupannya harus ditingkatkan dengan membentuk jejaring digital melalui masjid-masjid sebagai mediator.
Dia mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor, salah satunya pertanian.
Para petani menjadi kesulitan dalam memasarkan produksi kepada konsumen.
“Yang sangat krusial dalam situasi pandemi Covid-19 adalah mempertemukan petani yang sebagian besar adalah umat Islam dengan konsumenya melalui masjid-masjid,” kata Herry pada Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara online bertajuk ‘Sistem Pengelolaan Dana Sosial Keagamaan di Tengah Wabah’ melalui aplikasi Zoom, di Jakarta, Kamis (16/4/2020) sore.
Komunikasi dalam memasarkan produk kepada konsumen melalui masjid itu tentu dengan membuat jejaring sistem aplikasi digital berbasis data yang kuat.
Dan menurutnya, MUI mempunyai kapasitas yang sangat mumpuni untuk mempertemukan berbagai organisasi Islam dalam pengembangan potensi umat, khususnya para petani muslim.
“Kita bentuk masjid sebagai mediator. Di tiap-tiap masjid dimodelisasi manajemennya, termasuk manajemen online,” ujarnya.
Karena menurutnya, aplikasi digital basis datanya kuat. Kalau bisa masjid menjadi salah satu media konsolidasi petani yang merupakan produsen dan umat atau jamaah sebagai konsumen.
“Saya kira itu kekuatannya luar biasa sekali,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini merupakan momentum yang sangat strategis kalau bisa mengkonsolidasi kekuatan umat melalui sistem digital. Sehingga para petani tetap bisa total produktif.