BI Masuk ke Pasar SBN dengan Penawaran Rp7,5 Triliun

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memberi keterangan pers, Rabu (29/4/2020) di Jakarta. Foto: Amar Faizal Haidar

JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan, Bank Sentral Indonesia mulai masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang dilakukan melalui mekanisme lelang obligasi pemerintah. Dalam lelang Selasa kemarin (28/4/2020), BI masuk dengan penawaran Rp7,5 triliun.

“Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengindikasikan target dari penerbitan SBN Rp20 triliun, bisa dinaikkan sampai Rp40 triliun. Bid (penawaran) yang masuk adalah Rp44,4 triliun, bid to cover ratio 2,2 kali,” kata Perry dalam briefing Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (29/4/2020).

Perry menuturkan Bank Indonesia dapat membeli SBN maksimal 25 persen dari total penawaran. Hal itu sesuai nota kesepahaman yang sudah disepakati.

“BI sebagai non kompetitif bid. Kita bid tapi tidak dihitung dalam perhitungan harga. Bid tetap dari pasar. sesuai nota kesepahaman kami, di pasar non kompetitif bisa 25 persen dari target maksimum,” paparnya.

Perry menjelaskan, pembelian SUN/SBSN yang dilakukan BI dari pasar perdana hanya berlaku di masa pandemi Covid-19. Hal ini sebagai langkah dalam kondisi kegentingan yang memaksa.

“Langkah ini tetap dilakukan secara terukur sesuai dengan kaidah kebijakan moneter yang pruden dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap inflasi. Apabila kondisi kembali normal, Bank Indonesia tidak akan melakukan pembiayaan defisit fiskal dengan pembelian SUN/SBSN dari pasar perdana sebagaimana diatur dalam UU Bank Indonesia,” tandas Perry.

Dalam pembelian SUN/SBSN dari pasar perdana, Pemerintah dan Bank Indonesia bersepakat bahwa Bank Indonesia berperan sebagai the last resort.

Pemerintah akan memaksimalkan berbagai sumber dana yang ada (SILPA, BLU, dll), pinjaman Bank Dunia dan ADB, serta penerbitan SUN/SBSN di pasar baik pasar domestik maupun global. Dalam hal kapasitas pasar tidak mencukupi dan/atau menyebabkan kenaikan yield yang terlalu tinggi, Bank Indonesia dapat ikut membeli sebagian SUN/SBSN di pasar perdana tersebut.

Lihat juga...