Warga Kanigoro Berterimakasih Pak Soeharto Membubarkan PKI
Editor: Maha deva
Jadi mereka cukup duduk duduk santai di rumah, tetapi orang lainlah yang mengerjakan tugas mereka sebagai PKI. Siapa yang mengusulkan undang-undang Komisi Kebenaran dan Rekonsialisasi (KKR) pada 2004 yang sangat menguntungkan PKI. Siapa yang menggugat di Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU No.12/2003, pasal 60 huruf g, yang berkaitan dengan pemilu.
KH Ibrahim Rais menyebut, didalam gugatan di MK, anak-anak PKI berupaya untuk bisa dan boleh menjadi apapun juga, seperti menjadi anggota DPR, bupati, wali kota bahkan bisa menjadi Presiden.

Dibagian lain, KH Ibrahim Rais menyebut, masih banyak buku yang menyatakan PKI tidak bersalah. Dan hal itu disebutnya, sebagai senjata utama PKI, yaitu dusta dan memutar balikkan fakta. “PKI itu berdosa besar, dia berusaha meringankan dosa, kemudian menghapuskan dosanya dengan mendosakan orang lain, itulah PKI. mereka menamakan dirinya sebagai korban orde baru,” tandas Ibrahim Rais.
“Jadi memang sudah tepat jika pertemuan pada hari ini, mengangkat tema masihkah relevan bicara PKI saat ini? Karena jawabannya jelas sangat relevan bahkan hukumnya wajib bicara PKI sekarang ini,” tambahnya.
Dengan kondisi tersebut, Prof. Aminuddin Kasdi, MS, dan kawan-kawan, membuat buku yang berjudul, PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30 S 1965. Berbulan-bulan buku tersebut dikoreksi, dan ulama sekaligus intelektual dari Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah, yang menjadi pelopor terbitnya buku tersebut. “Sebelum wafat, beliau juga yang membiayai percetakan buku tersebut. Bahkan beliau ingin terus melakukan perjuangannya denga film-film pendek,” ucapnya.