Pasokan Kurang, Harga Jahe Capai Rp65 Ribu per Kilogram

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Siang itu, Sulastri, tampak sibuk menata barang dagangannya. Mulai dari cobek, kendil tanah liat, hingga berbagai hasil tanaman rempah atau empon-empon, seperti serai, temulawak, jahe, kunyit, hingga pelengkapnya, gula batu.

Pedagang di Pasar Sampangan Semarang tersebut mengaku, sudah dua minggu ini, banyak pembeli yang datang untuk mencari empon-empon, khususnya jahe dan temulawak.

“Katanya bisa untuk mengusir virus corona,” paparnya singkat, saat ditemui di pasar yang terletak di Jalan Menoreh Raya Sampangan Semarang, Selasa (10/3/2020).

Diakuinya, dalam sehari dirinya bisa menjual 4-5 kilogram jahe, temulawak hingga kunyit. Jumlah tersebut melonjak lima kali lipat dibanding sebelumnya, yang biasanya hanya sekitar 1-2 kilogram.

“Permintaan tinggi, harga juga jadi ikut naik. Jika sebelumnya harga jahe dikisaran Rp35 ribu – Rp40 ribu per kilogram, sekarang bisa Rp65 ribu. Temulawak juga naik dari Rp10 ribu menjadi Rp15 ribu per kilogram. Sementara serai dan kunyit tidak naik, serai Rp3 ribu per ikat, kunyit Rp10 ribu per kilogram,” terang wanita 56 tahun tersebut.

Sulastri, menunjukkan empon-empon dagangannya, saat ditemui di Pasar Sampangan, Jalan Menoreh Raya Sampangan Semarang, Selasa (10/3/2020). -Foto Arixc Ardana

Ditandaskan, kenaikan harga empon-empon khususnya jahe tersebut, tidak serta merta karena banyak permintaan, untuk mengantisipasi virus corona, namun karena pasokan jahe sedang turun.

“Sebelum ramai virus corona, harga jahe memang sudah naik. Penyebabnya karena sekarang sudah memasuki musim hujan. Jahe kalau kena air hujan, itu jahenya jadi muda lagi, kandungan airnya tinggi. Kalau dipaksakan di panen, maka cepat busuk. Pilihannya ya dibiarkan dahulu, tidak dipanen lebih dulu,” terangnya.

Lihat juga...