Luncurkan Stimulus Non-Fiskal, Pemerintah Permudah Ekspor-Impor
Editor: Makmun Hidayat
Kemudian stimulus keempat, adalah percepatan proses ekspor dan impor untuk Reputable Traders, yakni yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi.
“Pada prinsipnya, perusahaan dengan reputasi baik akan diberikan insentif tambahan dalam bentuk percepatan proses ekspor dan impor yakni: penerapan auto response dan auto approval untuk proses Lartas baik ekspor maupun impor serta penghapusan Laporan Surveyor terhadap komoditas yang diwajibkan,” jelas Sri Mulyani.
Hingga saat ini sudah ada 735 reputable traders yang terdiri dari 109 perusahaan AEO/Authrized Economic Operator dan 626 perusahaan yang tergolong MITA/Mitra Utama Kepabeanan.
Sementara stimulus keempat, adalah peningkatan dan percepatan layanan proses ekspor-impor, serta pengawasan melalui pengembangan National Logistics Ecosystem (NLE).
NLE sendiri merupakan platform yang memfasilitasi kolaborasi sistem informasi antar instansi pemerintah dan swasta untuk simplikasi dan sinkronisasi arus informasi, dokumen dalam kegiatan ekspor/impor di pelabuhan dan kegiatan perdagangan/distribusi barang dalam negeri melalui sharing data, simplikasi proses bisnis, penghapusan repetisi, serta duplikasi.
“Roadmap NLE mencakup antara lain integrasi antara INSW, Inaport, Inatrade, CEISA, sistem trucking, sistem gudang, sistem transportasi, sistem terminal operator, dan lainnya. Diharapkan dengan kehadiran NLE tersebut, dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional dengan cara mengintegrasikan layanan pemerintah (G2G2B) dengan platform-platform logistik yang telah beroperasi,” tukas Menkeu.
Sementara itu, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menaksir, total anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk mensukseskan stimulus non-fiskal ini mencapai Rp22,9 triliun.