Lahan Sawah Terdampak Banjir di Lamsel, Tak Digarap

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Penghujan berimbas banjir pada sejumlah sungai di Lampung Selatan (Lamsel) rusak lahan sawah. Agus, petani padi di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi menyebut penghujan berimbas lahan sawah miliknya kerap terendam luapan Sungai Way Sekampung sehingga  tidak digarapnya.

Siklus lima tahunan Sungai Way Sekampung menurut Agus berimbas lahan sawah terendam air. Ketinggian luapan sungai menurutnya mencapai 50 cm bahkan hingga satu meter. Sebagian lahan sawah yang tidak digarap bahkan dibiarkan terlantar. Sebab lahan yang kerap dilanda banjir sulit dimanfaatkan untuk kolam ikan. Hanya lokasi lahan di dalam tanggul penangkis sungai bisa dimanfaatkan.

Agus, warga Desa Bandaragung Kecamatan Sragi Lampung Selatan mengistirahatkan lahan di tepi Sungai Way Sekampung yang rentan luapan air sungai berimbas kerusakan tanaman padi, Senin (2/3/2020). -Foto: Henk Widi

Lahan yang bisa dimanfaatkan untuk penanaman padi berada di luar tanggul penangkis. Selama musim penghujan selain petani padi sejumlah pemilik lahan tambak udang memilih tidak beroperasi. Sebab luapan Sungai Way Sekampung rutin terjadi imbas banjir kiriman dari Lampung Selatan dan Lampung Timur.

“Luapan Sungai Way Sekampung berpotensi terjadi saat penghujan bersamaan dengan gelombang pasang air laut yang mengakibatkan dorongan air asin sehingga tidak baik untuk budidaya tanaman padi,” ungkap Agus saat ditemui Cendana News, Senin (2/3/2020).

Agus menyebut sebagian petak sawah yang digenangi air menjadi lokasi tumbuh kiambang. Jenis tanaman air tersebut memiliki manfaat untuk bahan pakan ayam, bebek dan ikan. Meski lahan sawah tidak bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam, ia bisa memakai kiambang untuk pakan ternak. Sumber pakan ternak yang melimpah saat penghujan membuat kebutuhan pembelian pakan bisa dihemat.

Lihat juga...