Garuda Indonesia ‘Babak Belur’ Akibat Kebijakan Saudi

Dirut PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, saat ditemui usai menghadiri Manasik Umrah Patuna Travel, di Jakarta, Minggu (8/3/2020). –Foto: Amar Faizal

JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengaku terpukul akibat kebijakan pemerintah Saudi yang menghentikan sementara penyelenggaraan umrah sejak 27 Februari 2020. Meski demikian, Irfan belum bisa menyebut atau menaksir kerugian akibat kebijakan itu.

“Kerugian itu sudah pasti. Lumayan babak belur. Tapi ya sudahlah, yang penting bagaimana kita sebagai satu bangsa bisa mengatasi masalah corona ini, dan memberangkatkan kembali jemaah,” kata Irfan, saat ditemui di acara Manasik Umrah Patuna Travel di Jakarta, Minggu (8/3/2020).

Sebagai alternatif di tengah situasi tersebut, Garuda fokus menggenjot penerbangan domestik. Irfan mengatakan, pihaknya tengah berencana menambah rute penerbangan domestik untuk tujuan wisata terfavorit, seperti Bali dan NTB.

“Pesawat-pesawat besar kita alihkan untuk destinasi domestik ini. Rencana ini sedang kita finalisasi,” tandasnya.

Upaya itu juga mendapatkan dukungan dari  pemerintah berupa insentif fisakal. Garuda pun telah memberikan diskon untuk tarif penerbangan domestik, guna mempertahankan aktivitas traveling masyarakat tetap terjaga di tengan ancaman wabah corona.

“Kita sih sementara melihat (kebijakan insentif) ini ada dampaknya. Masyarakat jadi tetap memilih untuk berpergian. Yang kita khawatirkan justru jumlah travelernya jadi tambah menurun,” jelas Irfan.

Selain Garuda Indonesia, yang tentu ikut terpukul atas kebijakan Saudi itu adalah Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Patuna Travel, misalnya, menurut Presiden Direkturnya, Syam Resfiadi, PPIU berpotensi gagal meraup keuntungan hingga Rp2 triliun atas kebijakan penghentian umrah oleh Saudi akibat wabah virus corona.

Lihat juga...