Budidaya Alpukat Kalibening, Potensial Terserap Pasar
Editor: Makmun Hidayat
Saat ini pihaknya terus memperkenalkan varietas baru alpukat Kalibening tersebut kepada masyarakat dan petani. Terlebih potensinya cukup besar, termasuk permintaan dari pasar modern, tradisional hingga pabrik kosmetik.
“Sudah ada produsen yang minta dipasok alpukat Kalibening, sekitar lima ton per bulan, namun kita tolak, karena produksinya belum banyak. Untuk itu, kita mengajak masyarakat dan petani lain untuk ikut mengembangkan, bahkan kita juga siap membeli hasil produksi alpukat Kalibening dari petani lain,” papar Mul.
Dijelaskan, dari segi perawatan, tanaman alpukat Kalibening relatif sama dengan jenis lainnya. Mulai pemupukan menggunakan pupuk kandang, hingga penyemprotan hama.
“Tanaman alpukat ini musuh utamanya ulat, kalau ada hama bisa disemprot menggunakan pestisida baik organik atau pun non organik. Selebihnya sama dengan perawatan tanaman lain,” ungkapnya.
Lebih jauh, Mulyono menjelaskan pada masa awal panen atau panen pertama, umumnya hanya sekitar 10 buah per pohon, namun pada panen kedua -ketiga, jumlahnya bisa bertambah, bahkan pada panen raya bisa mencapai 25 kilogram per pohon. Untuk harga jual alpukat Kalibening, rata-rata Rp 20 ribu per kilogram.
“Alpukat ini tidak mengenal musim, jadi nyambung menyambung. Dalam satu pohon, biasaya ada yang sudah keluar pentil buah, namun juga ada yang masih berbunga, jadi bisa dibilang bisa panen setiap hari. Apalagi kalau dalam satu lahan, tidak hanya menanam satu pohon saja,” terangnya.
Pihaknya pun siap membantu petani atau masyarakat, jika ada yang ingin melakukan budidaya alpukat Kalibening. Terutama dalam penyediaan bibit hingga pelatihan pertanian.