Budidaya Alpukat Kalibening, Potensial Terserap Pasar

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Siapa yang tidak kenal alpukat. Daging buah tebal, dengan tekstur kenyal lembut beraroma khas, menjadikannya salah satu buah primadona pilihan masyarakat. Jika alpukat dengan ukuran standar saja begitu menggoda, lalu bagaimana dengan cita rasa alpukat ‘raksasa’ dengan berat rata-rata satu kilogram?

Coba tanyakan hal tersebut ke para petani yang tergabung dalam kelompok tani (KT) Ngudi Rahayu Kalibening Kebondalem, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Mereka mampu mengembangkan alpukat unggulan, Alpukat Kalibening, yang memiliki berat maksimal hingga dua kilogram per buah.

“Bentuk buah lonjong, berat rata-rata buah 7-8 ons atau hampir satu kilogram, warna daging kuning dengan rasa manis agak pulen. Tebal daging sekitar 3 cm, serta kulit buah hijau mengkilap,” papar ketua KT Ngudi Rahayu sekaligus Lurah Kalibening, Mulyanto, disela pameran Semarang Agro Expo (SAE) 2020 di Kebun Buah Purwosari, Mijen, Kota Semarang, Minggu (1/3/2020).

Ketua KT Ngudi Rahayu sekaligus Lurah Kalibening, Mulyanto, menunjukkan alpukat Kalibening disela pameran SAE 2020 di Kebun Buah Purwosari, Mijen, Kota Semarang, Minggu (1/3/2020). -Foto: Arixc Ardana

Dipaparkan, saat ini alpukat Kalibening dalam proses sertifikasi untuk pelabelan dan izin edar. “Sudah terdaftar sebagai varietas lokal di Kementan Ri, No 280/PVL/2017. Jika dibandingkan dengan alpukat Kendil, alpukat Kalibening ini juga tidak kalah. Umur panen sekitar tiga tahun, setelah tanam dengan potensi hasil awal panen kurang lebih 25 kilogram per pohon,” terangnya lagi.

Lihat juga...