Anggrek Bulan ‘Puspa Pesona’ Pancaran Pemikiran Ibu Tien Soeharto
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Anggrek Bulan (Phalaenopsis Amabilis) dinobatkan sebagai Puspa Pesona Indonesia atas usulan Ibu Negara Raden Ayu Fatimah Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto.
Anggrek Bulan dengan bunga berjumlah lima dan kuntumnya saling bertindih melambangkan falsafah Pancasila pemersatu bangsa Indonesia. Dan tumbuh subur merata di seluruh kepulauan Indonesia.
“Anggrek Bulan ini kesukaan almarhumah Ibu Tien Soeharto. Beliau memberikan nama Anggrek Bulan sebagai Puspa Pesona karena bunga ini tumbuh merata hampir di setiap kepulauan di Indonesia. Anggrek Bulan ini spesies langka yang spesifik Indonesia,” kata Kepala Laboratorium Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP), Budi Rustanto, kepada Cendana News, Minggu (29/3/2020).

Dalam Kongres VI Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) di Gedung Granadi, Jakarta, pada tahun 1983, Ibu Tien Soeharto mengajukan Anggrek Bulan sebagai bunga nasional.
Saat kongres itu, jelas dia, Ibu Tien Soeharto dan Ketua Umum DPP PAI, Boediardjo menilai bunga nasional sebaiknya dipilih dari spesimen yang spesifik Indonesia. Dan, Anggrek Bulan yang paling memenuhi kriteria tersebut.
Sejak dahulu, Anggrek Bulan telah dipakai sebagai hiasan. Seperti halnya pada sebuah keris bersejarah dari Kediri peninggalan abad ke-11. Keris ini bertahta emas berbentuk Anggrek Bulan.
Corak Anggrek Bulan juga kerap dipakai sebagai model ukiran, batik dan pahat. Ini karena dinilai Anggrek Bulan memenuhi corak dekoratif yang sarat muatan falsafah.