Pencak Silat Bandrong Lestari di Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sebagai bagian dari sejarah, Ahmad Yani menyebut, ingin melestarikan kesenian asal Banten dengan tidak meninggalkan tempat kesenian itu dikembangkan. Meski seni khas asal Banten namun ia menyebut kombinasi atau perpaduan dengan budaya Lampung terlihat pada pakaian yang dikenakan.
Jika kostum pencak silat bandrong dominan hitam kini ditambah dengan motif tapis khas Lampung.
Perpaduan tersebut menurutnya menjadi simbol persatuan antara Banten dan Lampung yang bersaudara sejak dahulu kala. Simbol persahabatan juga terlihat dari sejarah silat bandrong yang diyakini merupakan perpaduan silat khas Betawi dan silat Banten.
Khazanah menambah dan memperdalam gerakan silat tersebut menjadikan silat bandrong menjadi aliran yang berdiri sendiri.
“Setiap kesenian silat pasti memiliki sejarah dan kami mengajarkan para siswa agar tetap menyadari kearifan itu agar bisa saling menghargai,” tutur Ahmad Yani.
Pencak silat bandrong menurutnya menonjolkan gerakan kaki dan tangan. Sebagai pengiring gerakan agar memiliki ritme yang teratur sekaligus menjadi tampilan seni, musik ditambahkan.

Alat musik yang digunakan meliputi gong besar dan kecil, gendang, kenong, kecrek dan terompet. Keberadaan para pemain musik semakin menambah unsur seni gerakan pencak silat yang disuguhkan.
Sebagai gerakan seni yang indah lewat gerakan tangan, kaki pencak silat gandrong kerap dimainkan dalam sejumlah acara khusus.