Menkes: Diperlukan Peran Multisektoral dalam Menurunkan Angka ‘Stunting’

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kegiatan upaya pencegahan terjadinya stunting harus dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak ibu hamil sampai dengan anak dua tahun yang merupakan golden periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita.

“Dengan penanganan yang tepat, maka 1000 hari pertama kehidupan akan menyiapkan semua anak Indonesia menjadi anak yang di kemudian hari siap untuk menjadi sumber daya manusia unggul di tahun 2045. Kalau kita stunting-nya bisa lepas saat ini, maka 2045 nanti kita akan punya Sumber Daya Manusia yang maju dan bebas dari riwayat stunting,” tandasnya.

Setiap tahunnya Indonesia menunjukkan kecenderungan perbaikan kondisi status gizi walau masih berada di atas ambang batas masalah kesehatan.

Angka prevalensi stunting yang telah menurun dari 37,2 persen di 2013 menjadi 27,67 persen di tahun 2019, dan diharapkan bisa turun lagi mencapai 14 persen di tahun 2024.

“Karena itu kita harus berjuang bersama-sama menurunkan angka stunting, angka kematian ibu dan angka kematian bayi,” pungkasnya.

Sementara itu dalam sambutannya, rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd, Rektor UMM, mengatakan, pelaksanaan wisuda bukan sekedar rutinitas dan seremoni semata, tetapi juga sebagai bentuk pertanggungjawaban publik atas proses pendidikan di UMM.

“Sidang Senat Terbuka Universitas Muhammadiyah Malang hari ini mengukuhkan 977 sarjana, terdiri atas lulusan Diploma 3, Sarjana Strata 1, Strata 2, dan Strata 3, serta program profesi. Kami meyakini bahwa wisudawan-wisudawati ini akan mampu memainkan peran di tengah-tengah masyarakat dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka dapatkan selama kuliah.

Lihat juga...