Mantan Anak Jalanan Sukses Bisnis Topeng Malangan
Editor: Koko Triarko
“Pada awalnya bahan-bahan dapat bantuan dari pemerintah, cuma dikasih untuk modal, tapi nanti kalau topengnya sudah laku semua baru uangnya diputar untuk beli bahan lagi,” akunya.
Tidak setiap hari Wahyu membuat topeng, karena topeng baru akan dibuat setelah mendapatkan pesanan. Kebanyakan pesanan topengnya berasal dari Surabaya, Pasuruan, Yogyakarta dan pernah juga mendapat pesanan dari Singapura.
“Kebanyakan pesanannya memang dari luar kota, dan yang paling laris topeng dari bahan fiber, karena pembuatannya lebih mudah dan lebih cepat dari topeng berbahan kayu,” sebutnya.
Menurutnya, topeng dari fiber 10 menit sudah kering, tapi kalau yang dari kayu membutuhkan waktu mingguan.
Dikatakan Wahyu, harga topeng bervariasi tergantung ukuran dan bahan. Harga untuk topeng fiber sekitar Rp60 ribu, paling murah Rp15 ribu berbentuk gantungan kunci.
“Motif topeng yang banyak dipesan adalah motif Panji dan Dewi Sekartaji,” katanya.
Lebih lanjut disampaikan Wahyu, di lingkungan tempat tinggalnya sebenarnya bukan hanya dirinya yang bisa membuat kerajinan topeng Malangan. Karena hampir setiap warga di sana bisa membuat topeng Malangan.
“Semua warga di sana sebenarnya bisa membuat topeng Malangan dari fiber. Tapi, kalau perajin topeng dari kayu sekitar 15-20 orang saja,” pungkasnya.