Hilangnya Nilai Sakral Ondel-ondel di Tangan Pengamen Jalanan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BEKASI – Ondel-ondel mengalami transformasi pemaknaan dari kontinyuitas pertunjukan yang dulu memiliki nilai sakral menjadi pertunjukan yang tidak menunjukkan nilai tersebut.
Kondisi tersebut belakangan sering terlihat, pertunjukan ondel-ondel kerap didapati di pinggir jalan dibawakan oleh pengamen.
Melihat kondisi itu menarik perhatian Majayus Irone atau akrab disapa Aki Maja, budayawan Betawi di Bekasi, Jawa Barat. Dia ingin mengingatkan kembali sejarah kesakralan ondel-ondel itu sendiri dari berbagai literatur.

“Ondel-ondel awalnya merupakan media untuk membersihkan, menghindari, dan pelindung dari hal-hal yang gaib. Hal ini pun erat kaitannya dengan religiusitas dan kepercayaan masyarakat Betawi terdahulu,” ungkap Aki Maja kepada Cendana News, Minggu (23/2/2020).
Namun demikian imbuhnya, Abdul Chaer, menuliskan bahwa orang Betawi adalah orang yang taat pada agama yang percaya bahwa Allah itu Esa. Tetapi dalam masyarakat Betawi ada berkembang cerita yang bersifat tahayul dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Betawi.
Sehingga perkembangan ondel-ondel banyak dipengaruhi oleh kepercayaan yang terdapat pada masyarakat Betawi. Hal ini pun sejalan atas adanya keyakinan terhadap tahayul oleh orang Betawi yang juga pada dasarnya meyakini konsep makhluk gaib sebagaimana diajarkan agama Islam.
Ondel-ondel sendiri pada awal kemunculannya merupakan kebiasaan yang sering didapati pada masyarakat Betawi pinggiran, namun berjalannya waktu, ondel-ondel menjadi identitas masyarakat Betawi di Jakarta.