Butuh Peran Aktif Masyarakat Cegah Stunting pada Balita
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
LAMPUNG — Mencegah stunting yang identik dengan kekerdilan pada anak sangat dibutuhkan peran peran aktif masyarakat dan sejumlah pihak. Terutama dalam 1000 hari pertama dalam tumbuh kembang buah hati.

Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Ketapang, Samsu Rizal menyebut intervensi stunting butuh peran aktif masyarakat. Sosialisasi masif memberi pemahaman bahwa gagal tumbuh tidak hanya diakibatkan faktor gizi keluarga namun lingkungan.
“Puskesmas menyadarkan masyarakat stunting jadi beban bersama, harus dientaskan secara komunal,” papar Samsu Rizal, Jumat (14/2/2020).
Ia menambahkan sejumlah desa mulai memiliki sikap tanggap dalam pengentasan stunting. Pencegahan stunting melalui intervensi sanitasi dilakukan dengan pembuatan jamban sehat, pembuatan saluran air bersih. Asupan gizi yang baik didorong desa melalui kader PKK, Dasa Wisma dengan membuat warung sehat.
Puskesmas Ketapang menurutnya memaksimalkan peran dokter, bidan dan perawat. Sejumlah pelaksana program gizi, promosi kesehatan dikerahkan pada sejumlah Posyandu.
“Puskesmas mendorong agar intervensi stunting menjadi tugas bersama untuk menciptakan generasi yang sehat,” tegas Samsu Rizal.
Dokter Wirza Rahmi, salah satu dokter umum di UPT Puskesmas rawat inap Ketapang, Lampung Selatan (Lamsel) menyebutkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Gagal tumbuh disebabkan sejumlah faktor, didominasi kekurangan gizi saat ibu hamil hingga anak dilahirkan. Selain itu bisa juga terjadi oleh sanitasi lingkungan yang buruk.