Warga Sragi Awetkan Ikan Hasil Tangkapan Saat Banjir

Editor: Makmun Hidayat

Usman menyebut saat musim hujan dengan potensi banjir sejumlah sungai bisa mendapat tangkapan ikan rata-rata 10 hingg 20 kilogram per hari. Pekerjaan tersebut bisa dilakukan sembari merawat tanaman padi yang mulai memasuki tahap pemupukan.

Bubu bambu yang dipasang pada pagi hari akan diambil tengah hari dan sore. Hasil tangkapan ikan yang diawetkan menjadi ikan kering isa disimpan dalam waktu setahun. Pengawetan ikan dengan proses pengeringan menjadi cara menyimpan ikan kering. Sebab saat kemarau ia akan mengalami kesulitan dalam mencari ikan pada sejumlah saluran air.

“Ikan air tawar yang dibuat menjadi ikan asin bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri dan dijual,” beber Usman.

Pencari ikan lain, Kasturi menyebut ia memilih menggunakan jala. Proses menjala ikan menurutnya lebih praktis karena ia bisa berpindah ke sejumlah lokasi. Saat sungai Way Sekampung dan Way Pisang limpas ia menyebut bisa menjala ikan bandeng dan udang yang lepas dari tambak. Hasil tangkapan dengan cara menjala akan disimpan dalam karung sebelum diolah menjadi ikan asin.

Kasturi, warga Desa Sukarandek Kecamatan Sragi Lampung Selatan siap melemparkan jaring untuk mencari ikan nila dan berbagai jenis ikan air tawar di kelep atau pintu air Sungai Way Pisang dan Way Sekampung, Senin 27/1/2020). -Foto: Henk Widi

Ia bisa menangkap ikan sepat, wader, palau, mujaer yang bisa diawetkan. Rata-rata sekali proses menjala ikan ia bisa memperoleh sebanyak 5 hingga 10 kilogram ikan. Jenis ikan berukuran kecil menurutnya bisa dikeringkan untuk proses pengawetan. Pengawetan dengan penjemuran menurutnya bisa dilakukan saat panas matahari cukup.

Lihat juga...