Sumur Bor untuk Lahan Jagung di Sikka, Mubazir

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Pembangunan sumur bor untuk mengairi lahan pertanian terutama tanaman jagung di kecamatan Kangae, kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak bermanfaat karena tidak bisa dipergunakan oleh petani.

Sumur-sumur bor yang dibangun pemerintah melalui  Pansimas bahkan dana lainnya untuk membantu pengairan lahan jagung sejak 30 tahun lalu bahkan 20 tahun tersebut sejak awal sampai saat ini tidak bisa dipergunakan.

“Sejak dibangun sumur bor ini tidak bisa kami pergunakan padahal petani sangat membutuhkan air untuk mengairi lahan jagung yang ada,” sebut Lusi Lero petani di desa Habi, kecamatan Kangae, kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (28/1/2020).

Lusi Lero petani di desa Habi, kecamatan Kangae, kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditemui di lahan jagungnya, Selasa (28/1/2020). Foto: Ebed de Rosary

Lusi katakan, di desa Habi saja terdapat belasan sumur bor di lahan pertanian milik para petani termasuk juga pembangunan rumah pompanya hampir semua tidak bisa berfungsi dan dibiarkan terlantar.

Sumur-sumur bor tersebut pun sampai saat ini kata dia, dibiarkan saja oleh petani karena bila mau digunakan petani juga bingung. Apakah harus menggunakan listrik untuk menghidupkan mesin pompanya.

“Banyak yang mesin pompa ainya sudah tidak ada sehingga hanya tersisa rumah pompa saja. Bahkan ada yang hanya tersisa pipa saja yang tertanam di lahan pertanian milik warga,” ungkapnya.

Lusi menduga terlantarnya sumur bor tersebut karena di areal pertanian warga tidak ada jaringan listrik sehingga pompa air tidak bisa difungsikan untuk menyedot air.

Lihat juga...