Program KB Sukses, Presiden Soeharto Dianugerahi UN Population Award PBB
Editor: Mahadeva
Apa yang disampaikan Pak Ali Alatas sebagai Dubes RI di PBB saat itu, dilaporkan langsung kepada Presiden RI ke-2 H.M Soeharto. Tapi beliau legowo dengan mengatakan yang penting dunia sudah mengetahui hasil kerja keras Indonesia dalam menekan pertumbuhan penduduk, pengendalian kematian ibu melahirkan dan anak.
Progam KB selesai, program selanjutnya sambungan dari KB adalah program keluarga bahagia dan sejahtera. Dan di era 1990-an tersebut, ada program Pak Harto yang membagikan kelapa hibrida, pisang. Program tersebut untuk membangun keluarga sejahtera, bahagia. Tapi program itu kembali mendapat protes, kenapa keluarga diberi bantuan. Pada tahun tersebut, memasuki musim pemilihan presiden, sehingga pemberian bantuan tersebut dinilai sebagai upaya penyuapan atau minta dipilih lagi sebagai presiden.
“Saat itu menjelang pemilihan presiden tahun 1990, dikira Pak Harto menyuap. Hal tersebut dilarang undang-undang, memberi untuk mempengharuhi keluarga satu demi satu dengan memberi hadiah, intensif dan lainnya. Kala itu belum di kenal namanya money politik,” tukasnya.
Hingga akhirnya, melalui Menteri Kependudukan kala itu Emil Salim, terus dilakukan dialog dengan DPR RI, untuk menyampaikan konsep UU tentang keluarga sejahtera. “Saat itu BKKBN tidak boleh menyampaikan konsep UU ke DPR karena harus Menteri. Maka Saya dan Emil instensif ke DPR untuk sidang berdebat berdua menghadapi DPR, dan akhirnya UU itu jadi di 1992 dan di 1993 Pak Harto mendeklarasikan hari Keluarga Nasional. Hingga lahir-lah program Pembangunan Keluarga sejahtera,”pungkasnya.