Masa Tanam Jagung di Sikka, Terlambat
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Hujan yang mulai mengguyur wilayah kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menjelang akhir Desember, lalu, membuat para petani jagung di kecamatan Kangae, terlambat melakukan penanaman. Para petani baru mulai menanam jagung pada minggu terakhir bulan Desember, ketika hujan mulai sering mengguyur kabupaten Sikka, meskipun lahan pertanian mulai dibersihkan sejak November 2019.
“Saya baru mulai tanam jagung pada akhir Desember, lalu. Tahun ini hujan terlambat, sehingga kami juga tanam jagung terlambat,” kata Germanus Eliseus, warga dusun Habi Langir, desa Habi, kecamatan Kangae, kabupaten Sikka, Senin (13/1/2020).
Germanus mengaku memiliki tiga bidang tanah di desa Habi dan Langir, masing-masing seluas satu hektare, yang semuanya ditanami jagung.

Saat ditemui di ladang jagungnya yang sudah tumbuh sekitar 10 centimeter, dia mengaku menanam jagung jenis Hibrida yang benihnya merupakan bantuan pemerintah melalui dinas Pertanian kabupaten Sikka, yang disalurkan melalui kelompok tani.
“Dua kebun saya tanami jagung Hibrida dan satu kebun lagi jagung lokal. Jagung Hibrida ini bantuan untuk kelompok tani Gardenia dusun Habi Langir, dan saya dapat benih 5 kilogram,” ungkapnya.
Pada musim tanam 2019/2020, sebut Germanus, para petani terlambat tanam karena hujan juga terlambatm sehingga rata-rata tanaman jagung baru berumur sekitar 2 minggu.