Iran Bakal Terobos Batasan Pengayaan Uranium
DUBAI – Iran mengumumkan, pihaknya akan menerobos batasan pengayaan uranium. Hal itu, sebagai langkah lebih menjauhi komitmen terhadap kesepakatan nuklir 2015 dengan enam negara besar.
Namun, Iran menyebut akan terus bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB. Iran diperkirakan akan mengumumkan sikap terbarunya terhadap kesepakatan tersebut pekan ini. Namun pengumumannya dilakukan bersamaan dengan memanasnya situasi permusuhan dengan Washington, menyusul tewasnya komandan militer Iran Qassem Soleimani.
Stasiun TV pemerintah setempat menyebut, Iran tidak lagi tunduk pada batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan kerja nuklir negara tersebut. Termasuk untuk batas jumlah sentrifugal pengayaan uranium untuk kapasitas pengayaannya, tingkat pengayaan uranium, jumlah uranium yang diperkaya, atau kegiatan Penelitian dan Pengembangan nuklir Iran. “Iran akan melanjutkan pengayaan nuklirnya tanpa batasan dan berdasarkan kebutuhan teknisnya,” demikian pernyataan yang dilansir stasiun TV tersebut, mengutip pernyataan pemerintah.
Iran terus melangkahi batas-batas kesepakatan dalam aktivitas nuklirnya, guna merespon mundurnya AS dari kesepakatan tersebut di 2018. Termasuk merespon pemberlakuan sanksi oleh Washington, yang melumpuhkan perdagangan minyak Iran. Berdasarkan kesepakatan nuklir, Teheran setuju mengekang aktivitas nuklir miliknya, dengan imbalan pencabutan sebagian besar sanksi internasional.
Hubungan antara Tehran dan Washington kian memburuk, setelah Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir. Iran mengkritik negara besar Eropa gagal menyelamatkan kesepakatan itu dengan melindungi Iran dari sanksi AS. “Langkah ini masuk dalam (kesepakatan) JCPOA dan semua lima langkah dapat diputarbalikan setelah adanya penerapan kewajiban timbal balik yang EFEKTIF,” cuit Menteri Luar Negeri, Mohammad Javad Zarif, mengacu pada akronim nama resmi kesepakatan tersebut, Rencana Aksi Komprehensif Bersama. (Ant)