Buku ‘Sang Elang’, Kisah Pejuang Asal Belitung di Malang

Editor: Koko Triarko

MALANG – ‘Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah (Jasmerah)’, menjadi latar belakang pemerintah Kabupaten Belitung untuk mengusulkan H AS. Hanandjoeddin menjadi pahlawan nasional. Meskipun lahir sebagai putra asli Belitung, namun H AS. Hanandjoeddin justru lebih banyak berjuang di pulau Jawa, khususnya wilayah Malang, demi kemerdekaan Indonesia. 

Bupati Kabupaten Belitung, Sahani Saleh, S.Sos., mengatakan dengan mempelajari sejarah perjuangan para pejuang dalam merebut kemerdekaan, akan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk memiliki rasa nasionalisme kebangsaan.

“Kita ingin mengambil nilai-nilai dari perjuangan, mereka rela berkorban, tanpa pamrih dan tulus ikhlas dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Ini yang harus kita contoh dalam membangun bangsa ini,” ucapnya, dalam acara penyerahan wakaf buku ‘Sang Elang’ Serangkai Kisah Perjuangan H. AS. Hanandjoeddin di Kancah Revolusi Kemerdekaan RI, di gedung Binayudha Pangkalan Udara Militer (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang, Rabu (8/1/2020).

Danlanud Abdulrachman Saleh, Marsma TNI Hesly Paat, didampingi Bupati Belitung Sahani Saleh, S.Sos., menyerahkan wakaf buku ‘Sang Elang’ kepada perwakilan pengelola perpustakaan di gedung Binayudha Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Rabu (8/1/2020). -Foto: Agus Nurchaliq

Ia mengaku melihat perjuangan H. AS. Hanandjoeddin sebagai suatu teladan bagi semua, meskipun beliau berasal dari pulau kecil, Belitung, tapi beliau pernah berjuang di Malang untuk membangun bangsa dan negara di Malang.

Karenanya, pemkab Belitung akan berjuang agar H. AS. Hanandjoeddin bisa mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional, untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Lihat juga...