Belajar Tari Bali di Istana Anak TMII

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Legong Keraton terdiri dari dua kata. Yaitu legong dan kraton. Kata legong bermakna kata Leg-nya, yakni gerak tari yang luwes, dan lemah gemulai. Sedangkan gong, berarti gambelan.

Tarian klasik Bali ini, sebuah tarian istana yang diiringi oleh gambelan. Tari Legong Keraton ini telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia.

Begitu juga dengan tari Pendet merupakan tari persembahan untuk menyambut tamu.

Adapun tari Tenun merupakan tarian yang menggambarkan perempuan Bali dalam membuat kain tenun. Dari mulai proses memintal benang hingga menenun dengan perasaan tenang dan ceria.

Ni Ketut merasa bangga anak didiknya sangat antusias belajar tari Bali. Dia berharap mereka lebih bisa mencintai budaya bangsa.

“Harapan semoga anak-anak makin cinta budaya sendiri, bisa melestarikan. Salah satunya tari Bali, ini,” ujarnya.

Selain berlatih, mereka juga kerap tampil di acara TMII. Baik itu perayaan HUT TMII, Pekan Desember, Natal dan Tahun Baru maupun acara lainnya.

Tampil pentas di luar TMII juga kerap dijalani, seperti di Taman Ismail Marzuki (TIM). Dan bahkan setiap tahun, mereka juga pentas menari di Yogyakarta.

“Setiap akhir Agustus atau awal September, setiap tahunnya kita pentas di Candi Kembar Yogyakarta. Tujuannya menumbuhkan semangat cinta budaya bangsa, sekalian rekreasi,” imbuhnya.

Selain tampil di dalam negeri, anak didiknya yang usia remaja pernah pentas di luar negeri, seperti Korea dan negara lainnya.

Kini pesertanya tercatat 50 orang. Namun kata dia, kadang kala tidak hadir berlatih nari semua, khususnya di saat ulangan semester sekolah.

“Kalau ulangan, mereka nggak hadir, tapi kita tidak berani ketat. Karena nomor satu kan sekolah. Ini kan istilahnya ekstra kurikuler (eskul),” ujarnya.

Lihat juga...