Belajar Tari Bali di Istana Anak TMII

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Pembangunan IAAI TMII dilandasi pemikiran cemerlang pemrakarsanya, yaitu Raden Ayu Fatimah Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto. Bahwa pendidikan untuk anak-anak Indonesia harus diselaraskan dengan permainan yang membangun kreativitas.

Istana Anak juga dilengkapi ragam sarana yang menumbuhkan keingintahuan anak dalam berbagi ilmu pengetahuan. Dalam bidang budaya, ada kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) seni. Salah satunya, Diklat Tari Bali ini.

Pelatih Tari Diklat Tari Bali IAAI TMII, Ni Ketut Sukarni, mengatakan, diklat ini khusus mengajarkan tarian khas Bali sesuai dengan tingkatannya.

Pelatih Diklat Tari Bali IAAI TMII, Ni Ketut Sukarni, saat ditemui di panggung Kancil IAAI TMII, Jakarta, Sabtu (18/1/2020) sore. Foto: Sri Sugiarti

Untuk pemula diajarkan tari Pendet, dengan gerakan yang sangat sederhana. Berlanjut ke tingkat berikutnya adalah tari Panji Semirang. Naik lagi tingkatan dengan belajar tari Tenun.

Kemudian tingkat berikutnya yakni belajar tari Oleg. Naik lagi dengan belajar tari Legong Keraton, tari Selat Seraga dan lainnya.

“Sebenarnya kami di Bali itu tari dasarmya Legong Keraton. Semua gerakan ada di tari Legong Keraton. Tapi agak sulit bagi pemula di sini, untuk belajar. Makanya, kita kasih tari dasar belajar tari Pendet, yang gerakannya sangat sederhana,” kata Ni Ketut Sukarni kepada Cendana News ditemui usai latihan di panggung Kancil IAAI TMII.

Tari Legong Keraton merupakan tari klasik Bali, yang harmonisasi gerakannya sangat indah. Tarian ini menjadi sumber inspirasi terciptanya tari kreasi baru.

Lihat juga...