Abrasi Akibatkan Bibir Pantai dan Pepohonan Legundi Berkurang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sejumlah nelayan yang melakukan penanaman rumput laut dan kerang hijau dengan tonggak kayu dan bambu sekaligus menjadi penahan abrasi. Sebab pertumbuhan kerang dan rumput laut ikut menghambat laju arus laut.

Abrasi pantai di Desa Legundi berlangsung hampir puluhan tahun. Ali Nudin yang tinggal puluhan tahun di sekitar pantai menyebut tempat tinggalnya kini semula berada 50 meter dari bibir pantai.

Ali Nudin warga Dusun Suka Bandar, Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, mempertahankan tanaman waru laut penahan abrasi, Rabu (15/1/2020) – Foto: Henk Widi

Seiring perjalanan waktu kini tempat tinggalnya berada sekitar 8 meter dari bibir pantai. Bersama sejumlah warga lain secara swadaya ia menanam pohon penahan abrasi jenis ketapang, kelapa, waru laut.

“Laju kerusakan pantai oleh abrasi bisa mencapai satu meter per tahun bahkan lebih terutama jika cuaca didominasi angin kencang dan gelombang pasang,” ungkap Ali Nudin.

Kawasan pantai lokasi budidaya kerang hijau, rumput laut menurutnya akan semakin jauh dari bibir pantai. Laju abrasi yang telah diredam dengan penanaman pohon menurutnya akan semakin efisien jika ada penahan ombak.

Reklamasi pantai untuk mengembalikan daratan yang terkena abrasi diharapkan bisa mengembalikan kondisi pesisir pantai Legundi.

Ali Nudin mengingat sudah ada ratusan batang pohon berbagai jenis tumbang. Robohnya sejumlah pohon umumnya didominasi oleh ombak yang mengakibatkan perakaran kurang kuat. Upaya penanaman pohon menurutnya harus lebih digencarkan agar laju abrasi bisa dicegah.

Lihat juga...