Sirih Pinang, Simbol Penghormatan Bagi Tamu di Sumba
Editor: Koko Triarko
WAINGAPU – Sirih pinang, dalam tradisi masyarakat di pulau Sumba, termasuk di wilayah kabupaten Sumba Timur, merupakan sebuah makanan yang diberikan kepada para tamu yang datang ke rumah sebagai bentuk penghormatan.
“Bagi kami orang Sumba, setiap tamu yang datang harus dihormati,” kata Bandaria Lamuru, masyarakat adat Patawang Wanga, desa Patawang, kecamatan Umalulu, kabupaten Sumba Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (15/12/2019).
Pemberian sirih pinang sebut Bandaria, wajib dilakukan sebagai bentuk penghormatan, termasuk juga sebagai bentuk menjalin keakraban antara sesama warga masyarakat. Maka di setiap rumah, selalu tersedia sirih pinang, di mana pinangnya sudah dikeringkan dan dipotong kecil-kecil, sementara sirihnya pun banyak yang sudah dipotong kecil-kecil.

“Semua orang Sumba, termasuk di Sumba Timur pasti selalu makan sirih pinang, karena di setiap pertemuan keluarga dan acara-acara adat, pun sirih pinang wajib disediakan,” tuturnya.
Setiap keluarga, ucap Bandaria, pasti menyediakan anggaran untuk membeli sirih pinang. Orang akan merasa malu kalau tidak menghidangkan sirih pinang kepada para tamu yang datang.
Saat pelaksanaan ritual adat, sirih pinang diletakkan di dalam wadah anyaman yang dinamakan Tingawehi, untuk dihidangkan kepada tetua adat. Sementara di hari biasa, ada wadah tempat sirih pinang yang dinamakan Mbuala Hapa.