Pianis Indonesia Kagumi Visi Budaya Ibu Tien Soeharto
Editor: Koko Triarko
Dia juga mengaku sering pentas kesenian di TMII, seperti konser Kartini Milineal dengan mahasiswa perguruan Institute Kesenian Jakarta (IKJ), Cikini, Jakarta Selatan.
Sebagai seorang pelaku seni, Marusya merasa bersyukur TMII tetap eksis menyuguhkan ragam program budaya tradisi warisan nenek moyang.
“Jadi, kita juga harus bersyukur kalau TMII masih ada sampai sekarang. Karena Indonesia, ya TMII, yang punya cinta kasih demi budaya,” ucap Marusya, yang juga sebagai komponis musik.
Dalam pengembangan dan pelestarian budaya bangsa, menurutnya, TMII hadir dengan program-program kesenian yang inovatif.
Dia berharap, berbagai elemen harus mendukung program budaya yang digagas TMII. Karena dukungan dan kerja sama, baik itu dari pemerintah daerah (pemda), sekolah, dunia pendidikan, dan sosial budaya, sangat penting.
“Kita harus sama-sama menjaga dan meningkatkan kualitas program budaya TMII. Kalau nggak, sayang, kan kita harus dukung. Karena di mana lagi ada Indonesia, ya TMII,” tukas perempuan kelahiran Bogor, 65 tahun ini.
Selain itu, tambah dia, manajemen TMII juga harus meningkatkan kualitas infrasktur yang dapat membuat pengunjung nyaman. Juga menjaga kebersihan area TMII.
Dia juga mengingatkan pengunjung untuk berpartisipasi menjaga kebersihan area TMII, dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Jadi satu, sekarang harus tetap jaga kualitas infrastuktur dari dalam internal TMII. Sedangkan menjaga kebersihan, masyarakat atau pengunjung juga harus berpartisipasi,” pungkasnya.