Kompor Rakyat, Solusi Mewujudkan Desa Mandiri Energi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
YOGYAKARTA – Melihat berbagai persoalan yang kerap muncul terkait penggunaan Gas Melon, sekelompok warga yang menamakan diri Tim Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) berhasil memproduksi sebuah kompor berbahan bakar alternatif bernama Kompor Rakyat.
Kompor berbahan bakar briket sampah organik ini dianggap bisa menjadi alternatif penggunaan kompor berbahan bakar gas elpiji serta diklaim jauh lebih ekonomis.
Kompor ini memanfaatkan bahan bakar energi terbarukan berupa limbah pertanian, peternakan atau industri perkayuan yang aman dan ramah lingkungan.
Koordinator Tim Ampera, Adi Wibowo, mengatakan, kompor rakyat ini pertama kali ditemukan atau dibuat oleh rekannya Suseno yang merupakan inventor dari kabupaten Klaten.
Ia bersama sejumlah rekan lainnya yakni Bambang Prayogo dan Albertus Sunaryo, kemudian mengembangkan kompor ini agar bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas.
Keempat orang tersebut, yang tergabung dalam Tim Ampera, kemudian berupaya mendesiminasikan ke masyarakat di berbagai pelosok desa melaui berbagai sosialisasi. Tujuannya tak lain adalah untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar gas LPG serta mewujudkan Desa Mandiri Energi.
“Kompor Rakyat ini di buat untuk menjawab persoalan dan tantangan di masyarakat. Karena selama ini banyak muncul persoalan terkait gas LPG. Mulai dari kelangkaan, hingga harga gas LPG yang terus naik. Dari situ kita berupaya membuat teknologi tepat guna berupa Kompor Rakyat ini,” katanya saat ditemui di rumahnya, di Condongcatur, Sleman, Selasa (24/12/2019).
Memanfaatkan low level teknologi, kompor rakyat ini telah mendapat penghargaan Bupati Klaten, Gubernur Jawa Tengah, dan mendapat anugerah Labdhakretya dari Presiden RI. Serta telah mendapat fasilitasi paten memanfaatkan potensi lokal sebagai bahan bakar yang berupa briket arang/karbon.