Kaleidoskop Jakarta, Dari Revitalisasi Trotoar hingga Pemecatan Kepala Dinas

Editor: Mahadeva

Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta, Chaidir mengakui, pergantian jabatan dilakukan, karena dugaan kesalahan yang dilakukan pejabat sebelumnya. “Ada dugaan kesalahan dalam menjalankan tugas. Dugaan atas kekeliruan dalam memberikan penghargaan,” kata Chaidir, 17 Desember lalu.

Sebelum Albert, Kadisparbud DKI dijabat oleh Edy Junaedi. Namun, di tengah jalan pembahasan anggara APBD DKI 2020 tiba-tiba dia mengundurkan diri secara mendadak. Hal itu dipengaruhi anggaran di KUA-PPAS untuk influencer di Disparbud DKI sebesar Rp5 miliar, yang sempat menjadi sorotan. Chaidir berpendapat, tidak ada masalah seperti yang dialami Edy selama menjabat. Chaidir menyebut, Edy mengundurkan diri pada 31 Oktober 2019. Pengunduran diri dilakukan atas permintaan pribadi.

Di suasana yang sama, Kepala Badan Anggaran Daerah (Bapeda) DKI Jakarta, Sri Mahendra Satria Wirawan, juga mengundurkan diri dari jabatannya. Mahendra mengundurkan diri di tengah sorotan publik terhadap rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah 2020 DKI Jakarta karena adanya berbagai kejanggalan.

Ada sejumlah usulan anggaran yang nilainya fantastis dan tak masuk akal. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menerima pengunduran diri Mahendra. Anies menyebut, Mahendra akan menjadi widyaiswara di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) DKI Jakarta. “Pak Mahendra akan kembali jadi widyaiswara seperti posisi beliau sebelumnya. Pelaksana Tugas Kepala Bappeda dipegang oleh Ibu Suharti, Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Penduduk dan Permukiman,” ungkap ucap Anies di 1 November lalu.

Bappeda merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menyatukan seluruh anggaran di Jakarta. Usulan anggaran yang janggal dan terungkap antara lain, anggaran untuk lima orang influencer senilai Rp5 miliar, pembangunan jalur sepeda Rp73,7 miliar, pembelian lem Aibon Rp82,8 miliar, pembelian bolpoin Rp124 miliar, dan pembelian komputer senilai Rp121 miliar.

Lihat juga...