Wayang Golek Modern dengan Animasi Dipentaskan di Bali
Pandawa amat terkejut setibanya di istana melihat Dewi Subadra tergeletak menjadi mayat. Mereka, bahkan prajurit, tidak tahu siapa yang melakukan itu semua. Akhirnya terpikir oleh Kresna untuk melarung jenazah Subadra ke sungai dengan harapan bisa mengetahui siapa pelakunya. Kresna berkata, siapapun yang mendekati jenazah Subadra, berarti dialah pembunuhnya, dan Gatotkaca, putera Bima ditugaskan untuk mengawasi.
Sementara itu, di wilayah Saptapratala, hiduplah putera Bima yang lain hasil pernikahannya dengan Dewi Nagagini bernama Antareja. Antareja dididik dengan baik oleh kakeknya, Anantaboga. Sebelum mencari sang ayah, Bima ke Indraprasta, Anantaboga membekali cucunya kesaktian bisa menghidupkan manusia kembali. Ketika di perjalanan, Antareja melihat perahu lewat berisi jasad Dewi Subadra. Maka Antareja menghidupkan kembali dewi yang terbujur kaku itu.
Namun, setelah Dewi Subadra hidup kembali, justru terjadi kesalahpahaman hingga terjadi perang antara Gatotkaca dan Antareja, mengira bahwa Antareja yang membunuh Subadra. Keduanya yang tak saling mengenal, lantas dilerai oleh Dewi Subadra dan menjelaskan semuanya, termasuk mengenalkan Antareja sebagai saudara Gatotkaca.
Akhirnya Gatotkaca, Antareja dan Pandawa mencari Burisrawa yang telah membunuh Subadra. Ketika Burisrawa tertangkap tangan dan hendak dihabisi, Kresna melarang. Kresna berkata biarlah karma yang akan menghabisinya. Datanglah Dewi Durga yang menghukum Burisrawa sesuai dengan perbuatannya.
“Ada dua pesan yang kami sampaikan di sini. Pertama, anak muda jangan mudah salah paham. Kenali dulu orangnya, jangan cepat menilai seseorang itu orang jahat ataupun musuh. Kedua, Burisrawa ini menggunakan kekuatannya untuk berbuat jahat. Nah, pesannya adalah jangan menyalahgunakan kekuatan atau kekuasaan. Di kehidupan boleh kita sekolah setinggi-tingginya, tapi akan sangat baik jika digunakan untuk kegiatan positif, bukan malah untuk hal-hal negatif,” ujar Sidia.