‘Sekolah Kami’ Bekasi Tampung Anak Pemulung dan Duafa
Editor: Koko Triarko
BEKASI – Dokter Irina Among Pradja, tidak pernah membayangkan bisa memiliki ‘Sekolah Kami’ yang telah meluluskan ratusan peserta didik dari kalangan pemulung dan kaum duafa. Berjalan sendiri tanpa ada bayangan di benaknya sekolah tersebut bisa bertahan, karena Irina menyadari pendidikannya di bidang mengelola sekolah tidak ada sama sekali.
Sekolah Kami adalah kelompok belajar khusus Pemulung dan Kaum Duafa yang didirikan oleh Irina, di areal seluas 3.000 meter persegi, di bekas tempat lapak sampah Bintara Jaya IV Dalam, RT3/RW9, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi Jawa Barat.
Sampai sekarang, sekolah Irina mengaku menggunakan lahan tersebut dengan sistem sewa.
Sekolah itu menempati lokasi di Bintara Jaya berbatasan langsung dengan Jakarta Timur, terhitung sejak 2007, dan saat ini memiliki 125 peserta didik dari kelas satu SD, sampai kelas X, atau SMA kelas 1. Untuk kelas SMA baru berjalan tahun ini dengan menggandeng sekolah swasta formal.

“Sekolah ini hanya iseng saja awalnya di tahun 2001 lalu. Tidak kepikiran mau seperti sekarang, tetapi lama-kelamaan rasa penasaran pun timbul dan mungkin sudah jalannya,” ujar dr. Irina, pemilik sekaligus pengasuh kelompok belajar pemulung dan kaum duafa di Sekolah Kami, kepada Cendana News, Kamis (7/11/2019).
Hal tersebut dari rasa ingin membantu anak pemulung yang tidak sekolah, ternyata setelah ditelusuri kebanyakan dari mereka beranggapan, bahwa sekolah tidak perlu.