Petani Lamsel Efisiensi Tenaga Kerja dengan Alsintan Modern

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Sejumlah petani di Lampung Selatan (Lamsel) memilih gunakan alat dan mesin pertanian (Alsintan) modern untuk mengefisienkan biaya dan waktu. Candra, petani di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan menyebutkan, alsintan modern mengubah pola pengolahan yang sebelumnya dilakuan secara tradisional. Lima tahun sebelumnya membajak sawah memakai tenaga kerbau dan sapi.

Penggunaan tenaga kerbau, sapi pada lahan satu hektare dibutuhkan waktu sepekan sementara dengan traktor dengan kondisi mesin prima membajak hingga menghaluskan, hanya butuh waktu empat hari.

Bajak tenaga kerbau, sistem upah harian dilakukan dengan biaya Rp100.000 per hari atau harus mengeluarkan biaya Rp700.000. Sementara dengan waktu hanya empat hari, ia hanya mengeluarkan biaya Rp500.000. Biaya tersebut digunakan untuk tenaga kerja sekaligus pembelian bahan bakar minyak jenis premium.

“Alsintan jenis traktor tangan sebagian dimiliki oleh kelompok tani yang bisa dipergunakan anggota dengan jasa dijadikan sebagai uang kas. Sebagian bisa membeli secara pribadi,” ungkap Candra saat ditemui Cendana News, Senin (4/11/2019).

Selain traktor di wilayah tersebut petani mulai menggunakan alsintan modern saat panen, alat dos perontok padi. Meski demikian alat tersebut masih memakai tenaga pemotong padi 10 hingga 15 orang.

“Alsintan jenis combine harvester juga digunakan hanya pada lahan yang datar karena di Penengahan didominasi lahan miring dan berbatu,” papar Candra.

Penggunaan alsintan pada masa pengolahan lahan juga dilakukan Hanafi, petani cabai di Desa Tanjung Heran. Ia memilih menggunakan alsintan pembuat guludan (ridger).

Lihat juga...