Pemulung Protes Larangan Penggunaan Botol Plastik

Menurut Pris, besar pendapatan yang diperoleh pemulung berbeda-beda, mulai dari pemulung kampung yang besar pendapatannya Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per hari.

“Untuk pemulung yang sudah menjadi pelapak, pendapatan bisa mencapai Rp1 juta sampai Rp1,5 juta per hari,” paparnya.

Ia sendiri mengakui mendapat keuntungan yang besar dari pekerjaannya sebagai pemulung. Meski tidak mengakui secara pasti, Pris disebut-sebut memiliki pendapatan hingga Rp100 juta sebulan.

“Padahal, modal awal saya pertama kali menjadi pemulung hanya Rp750 ribu. Tapi lihat sendiri, bahwa saya sudah memiliki peningkatan kesejahteraan sekarang,” ujar putra dari artis Catty Lengkong ini.

Tuti Karyati, seorang pemulung dari Cempaka Putih, Jakarta Pusat, juga mengakui dampak ekonomi dari daur ulang botol plastik.

“Saya setiap hari memulung botol plastik dan gelas plastik, di mana saja di tempat yang saya lewati. Dan, saya gunakan botol dan gelas plastik hasil memulung itu untuk dijadikan kerajinan tangan,” ujar Tuti.

Ia mengaku bisa menghasilkan satu kerajinan tangan dari setiap 10 tutup gelas plastik. “Saya bisa menjual hasil kerajinan tangan itu Rp10.000 per buah,” ujarnya.

Tuti mengatakan, bahwa apa yang ia dapat dari hasil memulung cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Ia juga menyatakan, masih banyak temannya sesama pemulung yang sangat bergantung pada sampah botol plastik.

“Ada yang hasilnya dijual ke pengepul. Ada yang seperti saya, digunakan untuk dibuat kerajinan tangan untuk dijual,” papar Tuti.

Ia mengaku sangat khawatir, bila kebijakan pelarangan botol diberlakukan di semua kantor, lembaga, dan sekolah. “Bagaimana nanti kami mendapatkan botol dan gelas plastik bekas untuk kami menyambung hidup?” ujarnya.

Lihat juga...