Indonesia Kampanyekan Sawit Berkelanjutan di Belanda
JAKARTA – Upaya diplomasi perlu terus dilakukan secara strategis, untuk mengkampanyekan kelapa sawit Indonesia. Keberadaanya menunjang pembangunan berkelanjutan, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di luar negeri.
“Kegiatannya bisa melibatkan mahasiswa, profesional, dan diaspora Indonesia, antara lain di Belanda,” Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral Kementerian Luar Negeri Dindin Wahyudin, dalam Dialogue on Sustainable Palm Oil yang diselenggarakan di KBRI Den Haag, Belanda.
Menurut Dindin, berbagai pihak di Uni Eropa terus meluncurkan kampanye hitam. Berisi informasi yang menyesatkan mengenai industri kelapa sawit Indonesia. Termasuk di dalam berbagai forum PBB dan multilateral lainnya.
Padahal pemerintah Indonesia bersama dengan kalangan swasta dan para petani, telah mengambil langkah-langkah agar industri sawit Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. Seperti memenuhi sertifikasi RSPO dan ISPO. Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan moratorium pembukaan lahan bagi perkebunan kelapa sawit, intensifikasi produktivitas kelapa sawit yang ada, hingga mendorong implementasi sistem zero waste management..
Minyak kelapa sawit merupakan komoditas strategis bagi Indonesia. Kelapa sawit menjadi sumber kehidupan bagi para petani kecil yang mencakup 42 persen dari total kepemilikan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Industri kelapa sawit juga menciptakan peluang kerja bagi 17 juta orang.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Jambi, Dr. Forst. Bambang Irawan, yang juga menjadi pembicara pada kegiatan tersebut menyampaikan, industri kelapa sawit terbukti secara ilmiah memiliki dampak positif pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan bagi masyarakat pedesaan di Indonesia.