Potret Kemiskinan di Sikka, Tinggal di Rumah Reot Bertahan Hidup dengan Menjual Kenari

Editor: Mahadeva

MAUMERE – Kehidupan yang serba berkecukupan dan sejahtera, masih jauh dari harapan beberapa warga di Desa Koting D, Kecamatan Koting Kabupaten Sikka, NTT.

Seperti yang terlihat di rumah yang berada di RT 11 RW 04 Dusun Gehak Reta Desa Koting D, yang kondisinya jauh dari kata layak. Rumah berdinding bambu belah (Halar) dan beratap seng lusuh tersebut, terlihat sangat berantakan.

Dinding rumah berlubang di sana-sini, dan hanya ditambal dengan seng bekas. Beberapa batang kayu dan bambu dipergunakan untuk menopang rangka atap yang hampir runtuh. Rumah berlantai tanah berukuran panjang sekira lima meter dan lebar tiga meter tersebut, atap seng-nya juga berlubang di sana-sini. “Saat hujan pasti bocor dan saya terpaksa berpindah tempat tidur mencari bagian yang tidak bocor,” kata Germanus Maso, sang pemilik rumah, Selasa (15/10/2019).

Germanus Maso sedang memecahkan kenari di dalam rumahnya di  desa Koting D kecamatan Koting kabupaten Sikka,NTT, Selasa (15/10/2019) – Foto Ebed de Rosary

Di malam hari Gemanus hanya memiliki lampu pelita sebagai sumber penerangan. Tidak ada listrik di rumah tersebut. Air bersih untuk minum dan kebutuhan lain, diperoleh dari tetangga yang berbaik hati memberikan secara cuma-Cuma. Air dialirkan melalui selang dari kran yang berada di depan rumah.

“Saya tadi pagi sudah makan nasi goreng dan minum kopi. Beras kemarin sudah habis, sehingga saya belum makan. Tadi saya ada minta orang menjual jambu yang saya ambil dari depan rumah tapi masih belum laku terjual,” tuturnya.

Lelaki kelahiran 1 Juli 1952 tersebut, merupakan bagian dari empat bersaudara. Germanus tidak menikah, sehingga hanya hidup seorang diri di rumah tersebut. Untuk bertahan hidup, Germanus mengandalkan hasil panen jambu mete sebanyak tujuh pohon, dimana ada empat pohon di kebun dan di halaman rumah ada tiga pohon. “Saya juga memilih kenari di hutan dan memecahkannya lalu dijual ke toko di Maumere seharga Rp25 ribu per kilogramnya. Sekali bawa bisa lima hingga delapan kilogram,” ungkapnya.

Lihat juga...