Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Sebaiknya menghidari perokok agar tidak menjadi perokok pasif yang akan mengakibatkan anak akan sering mengalami infeksi saluran nafas berulang,” ucapnya. Harusnya, imbuhnya, lingkungan steril, tidak banyak rokok.
Gejala PJB sendiri bervariasi tergantung jenis dan berat ringan kelainan jantungnya. Gejala PJB pada bayi, kalau yang berat biasanya langsung kelihatan kulit bayi menjadi kebiruan. Tapi kalau tidak berat biasanya kalau minum terputus-putus, berat badan sulit naik, bahkan kalau sudah gagal jantung bisa ada pembengkakan pada kelopak mata, kakinya, atau sering infeksi berulang.
Pada beberapa kasus, gejala bisa tidak terdeteksi pada waktu bayi lahir, tapi baru muncul saat mencapai usia tertentu.
“Itulah kenapa harus dilakukan deteksi dini,” tuturnya.
Selain mengenali tanda dan gejala PJB, deteksi dini juga bisa dilakukan menggunakan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), atau melalui aplikasi PRIMAKU. Kunjungi Dokter anak untuk skrining bila anak dengan riwayat adanya faktor risiko prematur, orangtua atau saudara dengan PJB, infeksi TORCHS, sindrom tertentu, atau berat badan sulit naik.
Disampaikan Dyahris, pada beberapa PJB yang sederhana, kebocoran jantung bisa menutup sendiri, namun tidak semuanya PJB bisa nutup sendiri.
“Jadi misalkan yang bocor di serambi, biasanya kita tunggu sampai usia 4 tahun. Kalau 4 tahun tidak menutup dan ada gejala klinis pada anaknya misalnya gagal jantung, hipertensi paru, baru kita rencanakan untuk ditutup pada usia 4 tahun melalui jalan operasi,” terangnya.
Tujuan dilakukan operasi adalah untuk menutup jantung yang bocor agar bekerja seperti jantung normal. Kalau dia bocornya hanya di bilik atau di serambi, akan sama dengan jantung normal ketika sudah ditutup.