Perkuat Program Gizi, PKK Sulsel Gandeng UNICEF Indonesia
MAKASSAR – Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan bersama UNICEF Indonesia saling memperkuat program gizi balita yang masuk dalam 10 program PKK.
Plt Ketua PKK Sulsel, Naoemi Octarina mengatakan, pihaknya fokus pada penanganan gizi buruk anak-anak, kemudian bagaimana menurunkan stunting di Sulsel.
“Kami dari PKK sudah melakukan rakor dan sosialisasi untuk menyamakan persepsi mengenai stunting dan gizi buruk, sehingga deteksi dini dilakukan dengan tepat,” katanya dalam rapat koordinasi secara virtual bersama Jenewa Madani Indonesia selaku mitra UNICEF Indonesia, Senin.
PKK Sulsel juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Obgyn Indonesia (PDOI). Sehingga, untuk penanganan stunting dan gizi buruk ini bisa dilakukan sejak ibu dalam kondisi hamil.
“Melibatkan dokter obgyn ini penting, agar ibu hamil bisa dipantau sehingga melahirkan bayi dalam kondisi normal,” imbuhnya.
Mengenai kasus gizi buruk, isteri Andi Sudirman ini menuturkan, ada sejumlah kasus dimana para orang tua tidak mengenali jika anaknya mengidap gizi buruk. Ia juga mengaku prihatin dengan anak-anak yang mengidap hidrosepalus, sekaligus gizi buruk.
“Kami harap, ke depan ada dukungan dari UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia agar kita bersama-sama fokus penanganan stunting dan gizi buruk ini,” harapnya.
Sementara, Nutricion Officer UNICEF Indonesia, Nike Frans, memaparkan, penguatan program gizi di Provinsi Sulsel yang dilaksanakan UNICEF bersama Jenewa Madani Indonesia. Ia menegaskan, siklus mata rantai kekurangan gizi perlu diputus dari setiap kelompok umur.
Menurut Nike, ada delapan intervensi gizi spesifik yang dilaksanakan. Antara lain, pemberian TTD pada remaja putri, pemberian TTD pada ibu hamil, pemberian PMT pada ibu hamil KEK, pemberian asi ekslusif, PMBA, penilaian pertumbuhan, manajemen anak gizi buruk, dan manajemen anak kurang gizi.