Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MALANG – Angka kejadian Penyakit Jantung Bawaan (PJB) di Indonesia diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup atau sekitar 7-8 diantara 1000 kelahiran setiap tahunnya. Angka yang tentunya cukup besar jika tidak segera ditangani sejak dini.
Konsultan Kardiologi anak, Dr. Dyahris Koentartiwi, SpA(K), PJB menyebut, penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada struktur jantung yang dialami sejak lahir.
“Salah satu kelainan jantung bawaan terbanyak yang dialami bayi baru lahir diantaranya Ventricular Septal Defect (VSD), Atrial septal defect (ASD), Patent Ductus Arteriosus (PDA) dan Tetralogy of Fallot,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam acara Bicara Gizi bertajuk ‘Pencegahan Malnutrisi pada anak dengan Penyakit Jantung Bawaan’ di hotel Savana, Sabtu (19/10/2019).

Sebelum usia 20 minggu kehamilan, jantung belum terbetuk sempurna, sehingga diharapkan bagi ibu hamil sebaiknya menghindari terkena infeksi, seperti infeksi rubella, toksoplasma. Makanan juga harus dijaga yang tidak mengandung banyak pengawet, tidak merokok menjauhi perokok.
Meskipun hingga saat ini belum diketahui penyebabnya apa, namun terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya PJB diantaranya genetik atau turunan dan rokok perokok pasif.
Dari literatur PJB bisa diturunkan baik dari salah satu atau kedua orang tua, atau anggota keluarga lainnya. Selain itu, kandungan yang ada di dalam rokok juga dapat mempengaruhi perkembangan janin.