Nelayan Korban Tsunami di Lamsel Kembali Melaut

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sebagian nelayan penyintas tsunami pada 22 Desember 2018, kini kembali melaut, setelah mendapatkan bantuan perahu dan bantuan lain dari sejumlah pihak.

Kasuni (43), salah satu nelayan penyintas tsunami, mengaku kehilangan rumahnya, dan kini tinggal di hunian sementara (Huntara) yang dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekitar satu kilometer dari bibir pantai.

Sejak menerima bantuan perahu dari sebuah yayasan nonpemerintah bernama Kiara, ia bisa melaut. Sejak Januari hingga September, ia hanya mengandalkan perahu ketinting kecil. Saat tsunami, perahu jenis kasko berukuran panjang 7 meter, lebar 1 meter, hilang dihantam tsunami.

Ia bahkan tidak mengetahui posisi perahu miliknya yang masih lengkap dengan peralatan tangkap yang hilang diterjang tsunami.

Alat mencari nafkah berupa perahu, alat tangkap senilai lebih dari Rp10 juta hilang bersama rumah dan harta bendanya. Meski tidak ada anggota keluarga yang menjadi korban, sebagai warga Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, ia mendapat huntara tepat di belakang SMAN 1 Rajabasa. Saat kondisi perairan bagus, ia mulai memberanikan diri melaut untuk mencari ikan.


Kasuni,nelayan penyintas tsunami yang tinggal di hunian sementara Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, kembali melaut setelah mendapat bantuan perahu bagi nelayan korban tsunami, Senin (14/10/2019). -Foto: Henk Widi

“Lokasi huntara jauh dari pantai, sebagai nelayan yang biasa mencari nafkah dari mencari ikan bantuan perahu diberikan oleh pemerintah melalui Kementerian Kelautan, sebagian dari sejumlah lembaga nonpemerintah, lembaga keagamaan sehingga nelayan bisa melaut,” ungkap Kasuni, saat ditemui Cendana News, tengah menyandarkan perahu miliknya di pantai Sikop Desa Kunjir, Senin (14/10/2019).

Lihat juga...