Menag Fachrul Razi: Belum Punya Terobosan Menangkal Radikalisme

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kemudian, Fachrul menilai radikalisme timbul karena kesalahpahaman muslim terhadap Alquran dan Hadits. Maka dari itu, dia tidak setuju terhadap perilaku ekstremitas yang bertentangan dengan Islam. Dia ingin penyebaran Islam rahmatan lil’alamin dari para penganut agama terbesar ini di Indonesia.

“Islam itu damai, Islam tidak setuju terhadap perilaku-perilaku (ekstrem) itu. Mungkin saja mereka salah memahami ayat dan hadits jadi seperti itu,” ujarnya.

Fachrul mengaku mendapatkan ilmu keagamaan yang sangat kuat ketika masuk ke dalam Akademi Militer (Akmil). “Di sana ada Taruna Masjid yang mengajari taruna lainnya dalam mengaji, ibadah dan kegiatan agama lainnya,” katanya.

Setelah tamat Akmil, dia melanjutkan untuk berdakwah kepada masyarakat dengan pembinaan teritorial. Dari satu tempat ke tempat lain, dia mengajarkan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil’alamin.

“Saya ada jadwal khutbah di masjid-masjid meskipun saya tidak banyak hafal ayat. Terpenting, bagaimana daerah itu aman, damai dan mengokohkan persatuan bangsa,” ujarnya.

Dia mengatakan, kepemimpinannya di Kementerian Agama akan berjalan mudah dengan sisa program dan kebijakan menteri agama sebelumnya, Lukman Hakim Saifuddin.

“Rasanya kita akan enteng ajalah, nanti (programnya) seperti Pak Lukman Hakim itu sajalah,” ungkapnya.

Fachrul mengatakan, dia merasa sangat bersyukur menggantikan Lukman Hakim Saifuddin dengan dipersiapkannya delapan bab memori jabatan yang berisi tugas yang sudah dan belum selesai dalam kepemimpinan Menag sebelumnya.

Meski akan melanjutkan program Menag sebelumnya, Fahrul menekankan program utama yang akan dilakukannya dalam memimpin Kemenag yaitu menghilangkan radikalisme dalam beragama.

Lihat juga...