Konservasi Sungai Benteng Terakhir Penjaga Air Kala Kemarau

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Kemarau panjang mengakibatkan sejumlah sumber air mengering ternyata tidak berlaku di sejumlah sungai di Lampung Selatan (Lamsel). Meski debit menurun, namun keberadaan pasokan tetap terjaga dampak dari konservasi yang terus dilakukan oleh masyarakat sekitar.

Asep, warga Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni menyebutkan, pasokan air yang masih bisa dimanfaatkan berasal dari aliran sungai Way Ulu Badak. Keberadaan sejumlah tanaman bambu, aren, gondang di Daerah Aliran Sungai (DAS) mempertahankan air di kawasan tersebut.

“Sejumlah sumur yang bertahan karena dekat dengan sungai yang masih memiliki banyak pohon sebagai penjaga konservasi air selama kemarau meski debitnya menyusut,” ungkap Asep saat ditemui Cendana News tengah menimba air di sumur Ulu Badak, Rabu (9/10/2019).

Sumber air pada sumur Ulu Badak menurutnya tidak pernah surut pada segala musim. Hanya saja kedalaman sumur berkurang dibandingkan saat musim penghujan.

Anto,warga desa yang sama, memanfaatkan sumur Mojang, yang juga ada di tepi sungai Way Ulu Badak. Sumur berada lima meter dari tepi sungai tersebut berada tepat di bawah rerimbunan pohon bambu, medang dan timoho.

“Ketiga jenis pohon tersebut menjadi peresap sehingga sumur masih tetap memiliki sumber air bersih kala kemarau,” sebutnya.

Asep, warga Desa Hatta Kecamatan Bakauheni menimba air di sumur yang masih memasok kebutuhan air bagi warga, Rabu 9 Oktober 2019. Foto: Henk Widi

Menggunakan tiga jerigen ia mengangkut air atau dikenal “ngangsu” untuk kebutuhan sehari hari. Air bersih yang diangkut dengan jerigen ditampung pada bak mandi miliknya untuk kebutuhan sepekan.

Lihat juga...