Harga Daging Ayam di Lamsel Merangkak Naik

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Harga ayam pedaging atau broiler di Lampung Selatan kembali merangkak naik, diduga karena meningkatnya jumlah permintaan. Sebelumnya, harga daging ayam di wilayah tersebut sempat anjlok.

Lina, peternak ayam pedaging di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel), menyebut, kenaikan terjadi karena kenaikan permintaan.

Sebelumnya, harga ayam pedaging dijual Rp35.000 pada awal September. Selanjutnya harga naik Rp40.000 pada akhir September dan Rp45.000 per ekor pada awal Oktober.

Kenaikan harga ayam pedaging dengan rata-rata berat 1,5 kilogram hingga 2 kilogram per ekor, imbas pola konsumsi masyarakat. Pada bulan September, bertepatan dengan bulan Muharam atau Suro, konsumsi daging ayam, menurun.

Penurunan terutama pada masyarakat Jawa yang tidak melakukan kegiatan hajatan selama bulan Suro. Imbasnya, stok ayam di kandang miliknya hanya mencapai 100 hingga 200 ekor.

Sunarti, pedagang ayam di Penengahan, Lampung Selatan, menyiapkan ayam pesanan pelanggan untuk kebutuhan usaha kuliner, Rabu (2/10/2019). -Foto: Henk Widi

Usai bulan Suro atau memasuki bulan Oktober, sejumlah warga mulai melakukan pesta hajatan. Kondisi tersebut ikut mendongkrak harga daging ayam. Ia bahkan mulai menambah stok ayam siap potong (livebird) dengan harga rata-rata per kilogram Rp22.500. Stok semula hanya 200 ekor, mulai ditingkatkan menjadi 300 ekor untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

“Kenaikan harga daging ayam juga pengaruh kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung yang melarang masuknya ayam asal pulau Jawa ke Sumatra, untuk melindungi peternak dan menjaga kestabilan harga,” ungkap Lina, saat ditemui Cendana News, Rabu (2/10/2019).

Lihat juga...