Subiakto Tjakrawerdaja: Jangan Pernah Hapus Sejarah Orde Baru

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Dijelaskan Subiakto, kenapa ada upaya suatu kelompok ingin men-delete sejarah Orde Baru, dikarenakan Orde Baru merupakan fakta sejarah, satu-satunya orde yang memiliki landasan, satu-satunya orde yang mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Subiakto katakan, secara fakta UU yang sekarang ini, sangat berbeda dengan UU pada zaman Orde Baru. Tidak salah jika dirinya mengatakan bahwa hanya Orde Baru yang melaksanakan secara murni dan konsekuen UU yang lama.

“Terkecuali jika nanti ada orde lain yang kebetulan mengembalikan UU yang lama. Memang sudah terlihat perlahan-lahan muncul gerakan yang ingin mengembalikan UUD 1945 kembali ke yang asli. Jika ada perbaikan tentunya melalui adendum, bukan atau tidak mengamandemen,” ucapnya.

Menurutnya, dalam buku ini penulis sudah menjelaskan panjang lebar latar belakang pemikiran-pemikiran Pak Harto dalam rangka mewujudkan peradaban yang didefinisikan luar biasa bagus. Yaitu peradaban Indonesia yang masyarakatnya adil makmur berdasarkan Pancasila.

Subiakto menekankan bahwa peradaban yang dibangun oleh Pak Harto adalah masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila atau masyarakat Pancasilais. Sejak reformasi justru muncul tagline baru atau slogan baru yakni masyarakat madani, tidak lagi menyebutkan masyarakat Pancasilais.

Slogan baru tersebut menurut Subiakto landasan filosofinya berbeda. Justru yang terjadi jika dilihat dari budaya Jawa, kata madani memiliki arti saling ejek. Dan memang di zaman sekarang, masyarakatnya satu sama lain cenderung saling ejek.

Buku 50 Inisiatif Pak Harto ini memang sejatinya berisi tentang pemikiran, ide, gagasan Pak Harto. Yang menarik dari buku ini bahwa Pak Harto secara bertahap ingin kembali pada kemandirian bangsa, melalui jalur pemerataan Pak Harto berhasil mengentaskan kemiskinan.

Lihat juga...