Mengenal si Bintang Berekor
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Struktur komet sendiri, pertama kali diteliti oleh Whipple dan Jan Oort. Yang menyatakan bahwa jauh di tepi Tata Surya ada selubung awan materi yang tersusun dari milyaran aneka unsur yang sering disebut Dirty Ice Ball.
“Diduga bahwa materi ini berasal dari sisa pembentukan Tata Surya yang terdorong oleh tekanan radiasi Matahari dan angin Matahari hingga tepian Tata Surya. Lokasi inilah yang kemudian menjadi rumah komet,” urai Widya.
Teori ini disebut sebagai teori Awan Oort. Karena Oort lah yang pertama kali mengemukakannya.
“Materi utama Awan Oort ini adalah inti komet beku dengan diameter hingga puluhan kilometer. Distribusinya hingga 100.000 AU atau lebih kurang 1 tahun cahaya,” papar Widya.
Sebarannya sendiri, menurut Widya, terbagi antara 30-50 AU yang tidak stabil karena pengaruh gangguan planet, 50- 2.000 AU dengan orbit stabil, 2.000 – 15.000 AU yang merupakan radius dalam Awan Oort yang dipengaruhi oleh gaya pasang surut galaksi dan 15.000 – 100.000 AU yang mudah dipengaruhi oleh binatang-bintang yang dekat Matahari.
Inti komet umumnya berukuran 0,5 – 40 kilometer mempunyai unsur utama H2O, CO2, CH4, NH3 dan HCN.
“Saat inti komet ini mendekati Matahari, akan mengalami pemanasan sehingga terjadi proses penguapan dan sublimasi. Sehingga tercipta selimut gas debu atau coma, yang jika mendekati Matahari akan semakin tebal,” ujar Widya.
Tekanan radiasi dan angin Matahari akan membuat coma terdorong menjauhi Matahari, maka terbentuknya ekor komet. Arah ekor ini akan menjauhi Matahari dan umumnya terbagi menjadi dua jenis.
“Yang pertama itu yang terbentuk dari partikel bermuatan dengan ciri sempit lurus sampai ratusan juta kilometer,” kata Widya.