Kaltim Fokus Tangani HIV dan TBC

SAMARINDA – Dua permasalahan kesehatan yang menjadi perhatian Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim), melalui instansi terkait dan perlu segera diatasi adalah kasus HIV/AIDS dan Tuberculosis (TBC), karena keduanya merupakan penyakit menular sehingga harus ditangani lintas sektor.

“Kedua penyakit tersebut menjadi komitmen global dalam program Sustainability Development Goals (SDGs) untuk pengendaliannya,” ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim, Halda Arsyad, di Samarinda, Rabu (25/9/2019).

Berdasarkan data dari WHO, lanjutnya, penyakit TBC sebagai kedaruratan global, karena saat ini menyebabkan 3 juta kematian dan 9 juta penderita baru setiap tahunnya di dunia.

Sedangkan berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, Indonesia termasuk nomor 2 terbanyak di dunia setelah India dan Cina.

Di Kaltim, lanjut dia, jika mengacu pada angka estimasi insiden oleh Kementerian Kesehatan yang sebesar 0,6 persen dari jumlah penduduk di Kaltim yang saat ini sekitar 3,5 juta jiwa, maka diperkirakan terdapat 7.800 penderita TBC dengan BTA (+) pemeriksaan bakteri tahan asam.

“Pertambahan penderita setiap tahunnya sebesar 0,15 persen atau 3.850 penderita TBC, sedangkan penemuan penderita setiap tahunnya hanya sebanyak 2.200 orang atau 42,5 persen. Artinya, masih banyak lagi penderita TBC di masyarakat yang belum diketahui,” katanya.

Dari kondisi ini, ucap Halda, diperkirakan jumlah penderita TBC di Kaltim akan meningkat dua kali, padahal lebih dari 75 persen penderita menyerang usia produktif, sehingga akan menjadi ancaman terhadap pembangunan bangsa, khususnya di Provinsi Kaltim.

Lihat juga...