Jongkong Ketan, Kue Tradisional Kaya Gizi dan Penambah Energi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Daun pisang yang dipilih merupakan daun pisang kepok muda agar mudah dijadikan pembungkus. Adonan yang sudah dimasukkan dalam bungkus pisang selanjutnya dikukus hingga matang.
Jongkong menurut Heni dibuat dengan berbagai varian bahan. Sebab selain mempergunakan ketan jongkong bisa dibuat memakai pisang kepok dan kelapa muda atau kelapa kopyor. Pilihan memakai tepung ketan disebutnya karena mudah diperoleh dan bisa dipakai sebagai pengganti nasi.
Hidangan kue jongkong menurutnya kerap disajikan sebagai camilan yang mengenyangkan saat melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik.
“Sebelum bekerja kue jongkong bisa menjadi pengganti sarapan ditemani dengan kopi atau teh,” ungkap Heni.
Heni mengaku membuat sebanyak 1 kilogram kue jongkong untuk para pekerja. Sebagai kue tradisional jongkong mulai jarang ditemui sehingga ia memilih membuat kue tersebut.
Rasa yang khas ketan bercampur parutan kelapa, garam membuat jongkong terasa gurih dan manis. Tanpa bahan pengawet, jongkong bisa disantap dalam kondisi hangat maupun dingin.
Hasan, salah satu warga yang mencicipi kue jongkong menyebut kue tersebut mulai jarang ditemui. Menikmati kue jongkong di sela-sela bekerja membangun rumah menjadi penambah energi baginya.
Terlebih bahan pembuatan jongkong merupakan sumber karbohidrat penambah energi dan memiliki gizi yang baik.
“Sebelum melakukan aktivitas mengonsumsi kue jongkong bisa menjadi pengganti makan nasi,” ungkap Hasan.
Pekerjaan fisik dengan sumber kebutuhan energi yang banyak membuat jongkong ketan tepat disajikan. Selain itu bagi warga yang membuat jongkong bahan yang dibutuhkan mudah diperoleh. Sesudah masa panen di desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani, ketan mudah diperoleh.