Bulan Purnama, Ikan Laut Sulit Ditangkap

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Nelayan di Lampung Selatan banyak yang tidak melaut, sebagai dampak fase bulan purnama. Hal tersebut membuat pasokan ikan laut menjadi berkurang, dan harganya saat naik.

Maman, pedagang ikan laut keliling atau pelele asal Kalianda menyebut, pasokan ikan berkurang sejak sepekan terakhir. Bulan purnama dan angin kencang membuat nelayan enggan melaut. Maman saat ini hanya menjual Ikan tongkol dan ikan patin. Dalam kondisi normal, ikan kurisi, tanjan, lapeh, kuniran, layang, tengkurungan, menjadi komoditas yang dijajakan, karena disukai masyarakat yang tinggal jauh dari laut.

“Pasokan ikan laut berkurang. Harga naik, karena nelayan sulit mendapatkan ikan, jika ada ikan laut, umumnya berasal dari stok lama yang disimpan di lemari pendingin, namun tetap segar,” ungkap Maman kepada Cendana News, Senin (16/9/2019).

Maman,penjual ikan laut menimbang ikan yang dipilih pembeli, Senin (16/9/2019) – Foto Henk Widi

Ikan tongkol yang sebelumnya dijual Rp20.000, kini dijual Rp25.000 perkilogram. Ikan layang yang sebelumnya dijual Rp20.000, kini dijual Rp25.000 perkilogram, ikan tengkurungan semula Rp23.000 naik menjadi Rp28.000 perkilogram. Ikan jolot semula Rp20.000 saat ini menjadi Rp25.000 perkilogram, dan ikan kurisi semula Rp23.000 saat ini menjadi Rp28.000 perkilogram. “Harga ikan sudah naik dari pengepul, sehingga kenaikan harga di pelele wajar, apalagi penjualan keliling memperhitungkan bahan bakar,” tutur Maman.

Faktor bulan purnama yang berimbas ikan laut berkurang, diakui Isnitati, pedagang ikan di Desa Rawi Kecamatan Penengahan. Isnitati mendapatkan pasokan ikan dari pengepul di TPI Muara Piluk dan TPI Bom Kalianda. Pada kondisi normal, Dia mendapat pasokan 50 hingga 150 kilogram ikan laut berbagai jenis setiap harinya. “Saat bulan purnama yang sudah berlangsung tiga hari ini pasokan ikan berkurang, kini stok 50 kilogram saja sudah banyak,” terangnya.

Lihat juga...