Penderes di Banyumas Minim Generasi

Editor: Koko Triarko

BANYUMAS – Penderes nira merupakan salah satu profesi yang sangat tidak diminati oleh generasi muda saat ini. Bahkan, anak penderes pun tidak ingin mewarisi profesi ayahnya. Padahal, produksi gula kelapa Kabupaten Banyumas mendominasi pasar. Jika jumlah penderes terus menurun, apa jadinya dengan stok gula di pasar?

Agus Triyono, aktivis pecinta alam yang sudah tiga tahun terakhir ini melakukan pendampingan kepada para penderes dalam hal keselamatan kerja, mengatakan, para penderes sebenarnya merupakan pahlawan devisa yang cukup besar bagi Kabupaten Banyumas. Saat ini, tercatat ada 27.000 penderes, dengan rata-rata gula yang dihasilkan 3 kilogram per hari.

“Silakan dihitung, berapa sumbangan devisa dari para penderes ini,” tuturnya, Senin (26/8.2019).

Agus Triyono yang biasa disapa Yono ini, menuturkan, selain sebagai pahlawan devisa, penderes juga merupakan pejuang 10 meter, di mana setiap hari mereka harus menaiki pohon kelapa dengan ketinggian 10 meter. Dan, rata-rata satu penderes naik lebih dari 60 pohon per hari.

Penderes mencoba menggunakan alat pengaman BOC X3 saat memanjat pohon kelapa, Senin (26/8/2019). -Foto: Hermiana E. Effendi

Terkait profesi penderes yang minim regenerasi, sehingga rata-rata usia penderes sekarang di atas 40 tahun, Yono mengatakan, ada beberapa faktor penyebab, yaitu tingginya angka kecelakaan kerja, kemudian profesi penderes yang dipandang tidak milenial oleh generasi sekarang, serta kesejahteraan dan santunan penderes yang sangat minim.

“Tiga persoalan tersebut, sebenarnya bisa ditangani, sepanjang ada kemauan dan dukunan dari berbagai pihak,” katanya.

Lihat juga...